Rabu, 15 April 2015

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Menggunakan Teknologi Informasi Dalam Menjalankan Perdagangan Elektronik (E-Commerce)
  

 

Dosen Pengajar : Lydia Setyawardani, SE, MSi

Disusun Oleh :
1.      Zendy Christianto                                 1110205021
2.      Chindy Ramadhani Ichsan                  1210205400
3.      Diani Zakiya Chayati                           1210205405
4.      Ferdy Zulfian Rahmat                          1210205409
5.      Amanda Ismi K                                     1210205420

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Surabaya

6 SM - 3

         Menggunakan Teknologi Informasi Dalam Menjalankan Perdagangan Elektronik (E-Commerce)
          6.1     Perdagangan Elektronik (E-Commerce)
Perdagangan Elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), pemasaran elektronik (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi basis data atau pangkalan data (databases), surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
Sejarah dan Perkembangan E-Commerce
          E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice secara elektronik. Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang lebih tepat "perdagangan web" — pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan.
            Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini.

6.2     Strategi B2C Untuk E-Commerce
          Nilai uang e-commerce B2B membuat nilai uang e-commerce B2B terlihat begituh kecil. Hanya sekitar 6 persen dari nilai e-commerce dihasilkan oleh B2B. Jadi,mengapa memahami strategi bisnis untuk e-commerce B2B menjadi begituh penting ? Dua alasan adalah semakin banyaknya jumlah produk dan jasa yang tersedia untuk pengiriman digital dan semakin banyaknya pelanggan yang mampu mengatasi keengganan mereka untuk melakukan pembelian menggunakan Web.
Produk-Produk Fisik
            Barang-barang fisik tidak dapat dikonsumsi melalui Web, sebagai gantinya,harus dikirimkan ke pelanggan. Perusahaan-perusahaan yang disebut perusahaan “katalog” telah mengahadapi masalah ini selama bertahun-tahun. Pesanan penjualan dapat diambil alih oleh web, tapi pengiriman harus tetap dilakukan.
Sebagian besar perusahaan jasa pengiriman populer menawarkan jasa yang melengkapi aktivitas B2C sebuah perusahaan. Pelanggan dapat menggunakan situs web pengirim untuk melacak status kemajuan paket dari perusahaan sampai pengirimannya hingga ke depan pintu rumah mereka. Dengan akses pengiriman web, pelanggan akan dapat memiliki lebih banyak informasi dan kendali atas pengiriman. Pelacakan secara online dapat membuat penjualan B2C menjadi lebih baik.
Produk-Produk Digital
                        Produk digital atau e-produk adalah produk dengan wujud bukan fisik atau biasanya berbentuk elektronik yang biasanya diperjual-belikan secara online melalui media internet. Produk digital disimpan, dikirim dan dipergunakan dalam format elektronik serta bentuk jual-belinya melalui pemasaran digital. Produk digital biasanya dikirimkan ke pembeli melalui media e-mail atau digital download secara online dan bentuk penawaran biasanya dalam format katalog digital.
                        Beberapa contoh dari produk digital yang banyak diperjual-belikan melalui internet adalah e-book (buku elektronik), Kindle, unduhan musik, MP4, huruf komputer, aplikasi, perangkat lunak, game online, tiket elektronik dan masih banyak lagi. Produk digital saat ini perkembangannya semakin pesat seiring dengan efisiensi dan kepraktisannya bagi konsumen. Misalnya, e-book bisa menggantikan buku konvensional yang masih menggunakan bahan kertas untuk memproduksinya dimana bahan dari kertas adalah kayu yang diambil dari pohon-pohon di muka bumi yang dalam jangka panjang akan membuat pohon-pohon semakin habis yang pada akhirnya akan semakin memicu pemanasan global.

6.3     Langkah E-Commerce Berikutnya
            Tantangan bagi e-commerce lebih dari sekedar jenis barang yang ditawarkan, ia adalah teknologi di balik perdagangan. Banyak pelanggan merasa lebih nyaman menggunakan telepon seluler dari pada menggunakan keyboard komputer. Kalangan pebisnis selalu mencari koneksi nirkabel dimanapun tersedia layanan telepon seluler.
PERDAGANGAN BERGERAK
Perdagangan bergerak (mobile commerce atau in commerce) adalah penggunaan telepon seluler dan asisten digital pribadi (personal digital assistant/ PDA) untuk melakukan e-commerce nirkabel. Seiring dengan berkembangnya teknologi telepon seluler dari generasi analog menjadi generasi digital, istilah telekomunikasi generasi ketiga (third generation/ 3G) telah secara longgar dipergunakan untuk teknologi-teknologi nirkabel yang mampu memindahkan data.
Aplikasi-aplikasi awal m-commerce meliputi layanan berita, transaksi atau pengumuman informasi keuangan, dan perbankkan. Pembelian tiket bioskop dan pembayaran parkir adalah dua aplikasi yang mulai diterima di Eropa dan Jepang. Penjualan eceran mengalami pertumbuhan yang lambat, tetapi nampaknya pembayaran m-commerce di restoran-restoran cepat saji mulai banyak diterima.

6.4     Kebutuhan Organisasi Akan Keamanan Dan Pengendalian Keamanan Informasi
            Dalam dunia masa kini, banyak organisasi semakin sadar akan pentingnya menjaga seluruh sumber daya mereka, baik yang bersifat virtual maupun fisik agar aman dari ancaman baik dari dalam atau dari luar. Sistem komputer yang pertama hanya memiliki sedikit perlindungan keamanan, namun hal ini berubah pada saat perang viaetnam ketika sejumlah instalasi keamanan komputer dirusak pemrotes. Pengalaman ini menginspirasi kalangan industri untuk meletakkan penjagaan keamanan yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan kerusakan atau penghancuran serta menyediakan organisasi dengnan kemampuan untuk melanjutkan kegiatan operasional setelah terjadi gangguan.
            Pendekatan-pendekatan yang dimulai di kalangan industri dicontoh dan diperluas. Ketika pencegahan federal ini diimplementasikan, dua isu penting harus diatasi yakni keamana versus hak-hak individu dan keamaan versus ketersediaan.

KEAMANAN INFORMASI
            Saat pemerintah dan kalangan industri mulai menyadari kebutuhan untuk mengamankan sumber daya informasi mereka, perhatian nyaris terfokus secara eksklusif pada perlindunga peranti keras data maka istilah keamanan sistem digunakan. Istilah keamanan sistem digunakan untuk mengambarkan perlindungna baik peralatan komputer dan nonkomputer, fasilitas,data dan informasi dari penyalahgunaan pihak-pihak yang tidak berwenang.
Tujuan Keamanan Informasi
Keamanan informasi ditujuakn untuk mencapai tiga tujuan utama yakni:
a.       Kerahasiaan. Perusahaan berusaha untuk melindungi data dan informasinya dari pengungkapan orang-orang yang tidak berwenang.
b.      Ketersediaan. Tujuan dari infrastruktur informasi perusahaan adalah menyediakan data dan informasi bagi pihak-pihak yang memiliki wewenang untuk menggunakannya.
c.               Integritas. Semua sistem informasi harus memberikan representasi akurat atas sistem fisik yang direpresentasikannya.

6.5     Ancaman Dan Risiko
                        Ancaman Keamanan Informasi (Information Security Threat) merupakan orang, organisasi, mekanisme, atauperistiwa yang memiliki potensi untuk membahayakan sumber daya informasi perusahaan. Pada kenyataannya, ancaman dapat bersifat internal serta eksternal dan bersifat disengaja dan tidak disengaja.

            Ancaman Internal dan Eksternal
                        Ancaman internal bukan hanya mencakup karyawan perusahaan, tetapi juga pekerja temporer, konsultan, kontraktor, bahkan mitra bisnis perusahaan tersebut. Ancaman internal diperkirakan menghasilkan kerusakan yang secara potensi lebih serius jika dibandingkan denga ancaman eksternal, dikarenakan pengetahuan anccaman internal yang lebih mendalam akan sistem tersebut. Ancaman eksternal misalnya perusahaan lain yang memiliki produk yang sama dengan produk perusahaan atau disebut juga pesaing usaha.

6.6     Persoalan E-Commerce
          E-Commerce (perdagangan elektronik) telah memperkealkan suatu permasalahan keamanan baru. Masalah ini bukanlah perlindungan data, informasi, dan peranti lunak, tapi perlindungan diri dari pemalsuan kartu kredit. Menurut sebuah survei yang dilakukan, pemalsuan kartu kredit 12 kali lebih sering terjadi untuk para peritel e-commerce dibandingkan dengan para pedagang yang berurusan dengan pelanggan mereka secara langsung. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan-perusahaan kartu kredit yang utama telah mengimplementasikan program yang ditujukan secara khusus untuk keamanan kartu kredir e-commerce.

6.7     Manajemen Risiko
                     Manajemen Risiko merupakan satu dari dua strategi untuk mencapai keamanan                          informasi.Risiko dapat dikelola dengan cara mengendalikan atau menghilangkan risiko                     atau mengurangi dampaknya. Pendefenisian risiko terdiri atas empat langkah :
1.      Identifikasi aset-aset bisnis yang harus dilindungi dari risiko
2.      Menyadari risikonya
3.      Menentukan tingkatan dampak pada perusahaan jika risiko benar-benar terjadi
4.      Menganalisis kelemahan perusahaan tersebut

Tabel Tingkat Dampak dan Kelemahan
Dampak Parah
Dampak Signifikan
Dampak Minor
Kelemahan Tingkat Tinggi
Melaksanakan analisis kelemahan. Harus meningkatkan pengendalian
Melaksanakan analisis kelemahan. Harus meningkatkan pengendalian
Analisis kelemahan tidak dibutuhkan
Kelemahan Tingkat Menengah
Melaksanakan analisis kelemahan. Sebaiknya meningkatkan pengendalian.
Melaksanakan analisis kelemahan. Sebaiknya meningkatkan pengendalian.
Analisis kelemahan tidak dibutuhkan
Kelemahan Tingkat Rendah
Melaksanakan analisis kelemahan.  Menjaga Pengendalian tetap ketat.
Melaksanakan analisis kelemahan.  Menjaga Pengendalian tetap ketat.
Analisis kelemahan tidak dibutuhkan


6.8     PENGENDALIAN
            Pengendalian (control) adalah mekanisme yang diterapkan baik untuk       melindungi perusahaan dari resiko atau untuk meminimalkan dampak resiko tersebut           pada perusahaan jika resiko tersebut terjadi. Pengendalian dibagi menjadi tiga kategori,    yaitu :
     1.      PENGENDALIAN TEKNIS
Pengendalian teknis (technical control)  adalah pengendalian yang menjadi satu di dalam system dan dibuat oleh para penyusun system selam masa siklus penyusunan system. Didalam pengendalian teknis, jika melibatkan seorang auditor internal didalam tim proyek merupakan satu cara yang amat baik untuk menjaga agar pengendalian semacam ini menjadi bagian dari desain system. Kebanyakan pengendalian keamanan dibuat berdasarkan teknologi peranti keras dan lunak.
     2.      System Deteksi Gangguan
Logika dasar dari system deteksi gangguan adalah mengenali upaya pelanggaran keamanan sebelum memiliki kesempatan untuk melakukan perusakan. Salah satu contoh yang baik adalah peranti lunak proteksi virus (virus protection software) yang telah terbukti efektif melawan virus yang terkirim melalui e-mail. Peranti lunak tersebut mengidentifikasi pesan pembawa virus dan memperingatkan si pengguna.
Contoh deteksi pengganggu yang lain adalah peranti lunak yang ditujukan untuk mengidentifikasikan calon pengganggu sebelum memiliki kesempatan untuk membahayakan. Peralatan prediksi ancaman dari dalam (insider threat prediction tool) telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat mempertimbangkan karakteristik seperti posisi seseorang di dalam perusahaan, akses ke dalam data yang sensitive, kemampuan untuk mengubah komponen peranti keras, jenis aplikasi yang digunakan, file yang dimilki, dan penggunaan protocol jaringan tertentu. Hasil pembuatan profilan seperti ini, yang beberapa berbentuk kuantitatif, dapat mengklasifikasikan ancaman internal ke dalam kategori seperti ancaman yang disengaja, potensi ancaman kecelakaan, mencurigakan, dan tidak berbahaya.

     3.      Firewall
Sumber daya komputer selalu berada dalam resiko jika terhubung ke jaringan. Salah satu pendekatan keamanan adalah secara fisik memisahkan situs Web perusahaan dengan jaringan internal perusahaan yang berisikan data sensitive dan system informasi. Cara lain adalah menyediakan kata sandi kepada mitra dagang yang memungkinkannya memasuki jaringan internal dari Internet.
Pendekatan ketiga adalah membangun dinding pelindung atau firewall. Firewall berfungsi sebagai penyaring dan penghalang yeng membatasi aliran data ked an dari perusahaan tersebut dan Internet. Konsep dibalik firewall adalah dibuatnya suatu pengaman untuk semua komputer pada jaringan perusahaan dan bukannya pengaman terpisah untuk masing-masing computer. Beberapa perusahaan yang menawarkan peranti lunak antivirus (seperti McAfee di www.mcafee.com dan www.norton.com ) sekarang memberikan peranti lunak firewall tanpa biaya ekstra dengan pembelian produk antivirus mereka.










DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar